Rabu, 02 April 2008

pengalaman konflik pribadi

PENGALAMAN KONFLIK PRIBADI

Pernah suatu ketika saya mengalami konflik yang mungkin tidak bisa saya lupakan,. Saya pernah dituduh melakukan sesuatu yang saya sendiri tidak pernah melakukannya. Kejadian itu terjadi lima tahun yang lalu, tepatnya ketika saya duduk di bangku aliyah kelas satu. Singkatnya, pada suatu hari saya pergi bersama dua teman saya dan dua guru saya. Kami berempat pergi ke rumah salah seorang guru saya yang sedang sakit, dan kami pulang sampai malam karena kondisi pada waktu itu sedang hujan besar sehingga kami tidak bisa untuk pulang ke pondok dengan cepat. Ketika kami sampai di pondok {karena saya tinggal di pesantren}, hampir semua teman saya sedang membicarakan saya. Setelah saya selidiki, ternyata mereka menganggap saya dan yang lainnya sengaja pergi dan pulang malam karena kami sengaja janjian dan diantara kami ada affair, bahkan teman sekaligus saudara saya sendiri sangat membenci saya dan menuduh saya yang tidak-tidak.dia selalu menyindir saya, bahkan dia menjelekkan saya kepada anak-anak yang lain. Saya tidak tahu apa kesalahan saya terhadapnya, padahal saya sangat menghargai dia sebagai saudara saya, tetapi setiap kali saya mempunyai kesalahan atau masalah, dia yang lebih menghakimi saya dan selalu menyalahkan saya, padahal teman-teman saya yang lain tidak terlalu begitu, bahkan mereka \selalu mengerti saya. Kami berdua bersaudara karena ibu kami berdua adalah adik dan kakak. Saya selalu sakit hati dengan kata-katanya jika saya melakukan sesuatu yang dia tidak suka. Kami selalu berbeda pendapat dan saya terkadang menangis karenanya walaupun sebenarnya dia tidak tahu. Tapi tidak jarang juga kami sangat rukun. Sebenarnya dia orang yang sangat penyayang, tapi setiap saya berteman sama orang yang tidak ia sukai, dia selalu membenci saya. Dia selalu menganggap dirinya paling benar, dan setiap kali saya melakukan apa yang saya suka, dia selalu acuh dan tidak senang. Saya selalu diam dan mengalah karena saya tidak mau ada perselisihan diantara kami berdua. Oleh karena itu, saya selalu berteman dengan teman yang selalu mendukung saya, yang tidak menyakiti perasaan saya dan tidak menghakimi saya semaunya. Walaupun saya menyadari bahwa setiap orang pasti ada kekutrangan dan kelebihannya.